13.8.11

Kemulian Umat Akhir Zaman

KITA BERPOTENSI MENGALAHKAN NABI MUSA

Nabi Musa bertanya kepada Allah:“Wahai Allah, apakah ada seseorang yang mendapatkan kemuliaan bisa berbicara dengan-Mu, sebagaimana saya saat ini?” Allah lantas menjawab:“Wahai Musa, di akhir zaman nanti ada umat yang Aku muliakan ketika bulan Ramadan. Dan Saya lebih dekat kepada mereka dibandanding kamu.”

Dalam sejarah teologis agama-agama (millah) Ibrahim: Yahudi, Nasrani dan Islam; yang mula-mula diberi kemuliaan bisa berkomunikasi langsung dengan Allah adalah Nabi Musa as. Waktu itu Musa menerima langsung sepuluh perintah (Ten Commendement) dari Tuhan untuk disampakana kepada umatnya. Kemulian serupa juga dianugrahkan kepada Nabi Muhammad SAW, dikala menerima perintah shalat lima waktu; saat peristiwa Isra’ Mi’raj.

Selain keduanya, tak ada lagi yang mendapatkan kemuliaan berkomunikasi langsung dengan Allah. Kecuali pada moment seperti dijelaskan tadi: baik Musa, atau Muhammad tidak pernah lagi mendapatkan kesempatan tersebut. Semua ajaran-ajaran dari langit disampaikan Allah melalui perantara Jibril. Pastinya, selain karena mulianya ajaran yang disampaikan tadi -hingga Allah langsung yang menyampaikannya- sosok yang mendapat kemuliaan tersebut (Musa dan Muhammad) memang sebenar-benar manusia pilihan dan sangat dekat dengan Tuhannya.

Menyadari kemulian yang diperolehnya, Nabi Musa lantas bertanya kepada Allah:“Wahai Allah, apakah ada seseorang yang mendapatkan kemuliaan bisa berbicara dengan-Mu, sebagaimana saya saat ini?” Allah lantas menjawab:“Wahai Musa, di akhir zaman nanti ada umat yang Aku muliakan ketika bulan Ramadan. Dan Saya lebih dekat kepada mereka dibandanding kamu.” (Hadis dari Sahabat Anas bin Malik)

Dari penggalan hadis di atas, bisa difaham, kenapa sampai Rasulullah menegaskan keinginan umatnya agar semua bulan sepanjang tahun menjadi Ramadan. Bahkan beliau sampai nangis tersedu-sedu setiap kali akan berakhir bulan suci ini.

***

Saat ini, selagi kita masih di pertengahan Ramadan, mumpung bulan suci ini masih belum berlalu, selayaknya kita perbanyak harapan untuk meraih kasih sayang dan ampunan Allah. Lebih dari itu, kita wajib meyakini bahwa semua permintaan kita (selagi dekat, bahkan sangat dekat dengan Allah) pasti terkabul.

Begitulah janji Allah untuk umat Muhammad. Sebagaimana penjelasan Jibril kepada Rasul ketika bertanya apa yang Allah perbuat di malam-malam Ramadan. Bahwa Allah memandang dengan penuh rahmat dan ampunan kepada kaum muslim saat Ramadan.Wallau a'lam bi alshawab.

Akhirnya, mari saya mengajak diri sendiri dan segenap pembaca sekalian untuk terus meningkatkan dan berkompetisi meraih sebanyak mungkin magfirah dan ampunan Allah SWT, selama bulan suci ini…

ZLF

Tidak ada komentar: