12.6.11

INDONESIA SEMAKIN ASING

Judul di atas mungkin sedikit membuat bulu kuduk merinding. Benarkah Indonesia semakin asing? bagaimana hepotesanya hingga tersimpul demikian? Sebagai orang yang berkonsentrasi di bidang kebahasaan, penulis berupaya memaparkan jejak rekam perkembangan bahasa di negeri ini yang cenderungg keasingan. Penulis tidak akan mengutarakan keasingan Indonesia dari sisi kebudayaan, etika, serta sosial masyarakatnya. Selain bukan pakarnya, penulis juga kurang berminat mendalami hal-hal sekunder sebelum memastikan ketuntasan hal yang primer terlebih dahulu. Biarlah keasingan-keasingan Indonesia dari aspek lainnya diketengahkan oleh mereka yang pastinya lebih berkompeten.

Istilah keasingan Indonesia dari segi bahasa ini sebenarnya pengaruh dari dampak bahasa yang bersifat produktif. Sebagaimana diketahui bersama, bahasa merupakan sistem berlambang yang arbiterar. Bahasa menjadi corak penuturnya: menggambarkan kepribadian sekaligus kebudayaan satu komunitas tempat bahasa tersebut dituturkan. Waduh, jadi semakin teoritis saja. Mau berbicara bahasa, malah berputar-putar dengan bahasa yang semakin lepas tak menentu arah jruntung-nya.

Langsung saja, sejujurnya, penulis sering kali mempertanyakan rasionalisasi pembentukan bahasa dari suku melayu ini sebagai bahasa nasional bangsa Indonesia? Kenapa para pemuda di tahun 1928-an dulu memilih bahasa ini sebagai bahasa persatuan? Tidak adakah bahasa lainnya yang lebih pantas dari bahasa yang katanya berasal dari daerah Riau ini sebagai bahasa nasional kita? Bukankah negeri ini terkenal dengan aneka suku dan rasnya, yang sekaligus menandakan aneka ragam kebudayaan dan bahasanya? Maaf, jangan lantas pembaca keburu mengansumsikan penulis tidak nasionalis. Ini sekedar keusilan nalar kebahasaan penulis saja. Tidak lebih.

Anda tahu kenapa penulis mempertanyakan beberapa permasalahan di atas? Alasannya sederhana, bahasa Indonesia ternyata sangat sangat miskin perbendaharaan katanya. Sampai saat ini, sudah tidak terhutung lagi banyaknya bahasa asing yang mengindonesia. Atau dengan kata lain, bahasa Indonesia sudah mengasing. Banya contohnya. Ada yang terambil dari bahasa Arab, bahasa Inggris, Latin, Sansekerta, persia dan juga banyak dari bahasa-bahasa daerah sendiri. Apakah itu tidak boleh? Tentu saja tidak ada pelarangan mengadopsi bahasa asing. Namun semakin banyak menggunakan bahasa asing, akan semakin nampak kualitas bahasa tersebut. Efeknya, bisa difaham juga bagaimana kualitas para penutur bahasa Indonesia.

Waba'du, berikut contoh kecil bagaimana mengasingnya bahasa Indonesia. kita ambil dari kata "manajemen". satu kata yang aslinya terambil dari bahasa asing, dan kini justru lebih mudah mudah untuk memahami maksud kata tersebut, dari pada jika menggunakan kata aslinya yang berbahasa Indonesia.

Kata “manajemen”, kiranya sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat pada umumnya. Seperti banyak kata asing yang sudah mengindonesia, kata ini pun sudah hampir tidak perlu penjelasan lagi bagi masyarakat –terutama kalangan akademisi– untuk memahami maksudnya. Bahkan, saat membicarakan “manajemen” di tengah komunitas awam, tidak sedikit dari mereka yang faham maksud pembicaraan, meski belum tahu persis arti “manajemen” secara bahasa.

Realita ini pernah penulis alami sendiri. Suatu ketika, atau mungkin beberapa kali penulis dituntut berbicara seputar masalah etos kerja dan kedisiplinan di kalangan buruh bangunan yang notabeni berpendidikan rendah. Tanpa niatan merendahkan, layak lah jika mereka kita sebut komunitas awam. Seringkali isi pembicaraan penulis menyinggung masalah kelayakan setiap orang untuk bisa memanaj diri sendiri agar bisa berdisiplin kerja.

Usai berbicara, penulis usil memanggil salah satu dari para tukang untuk mengecek, apakah mereka mengerti maksud pembicaraan tadi. Ternyata orang yang dipanggil mengerti. Tanya penulis: kamu mengerti apa maksud “manajemen”? katanya: “iya, pak. Maksudnya bisa mengatur diri sendiri, kan.” Jawabnya. Dari sini bisa disimpulkan, memang kata “manajemen” sudah masuk katagori kata asing yang mengindonesia, seperti halnya kata “shoping”, “rekreasi”, “stand by”, dan banyak lagi kata lainnya.

Untuk itu, tidak perlu kiranya penulis membahas panjang lebar seputar difinisi “manajemen”. Selain karena alasan di atas, penulis juga melihat keniscayaan lebih menfokuskan kajian pada arah konsep dan karakteristik manajemen sebagai upaya menggali hakekat urgrnsitasnya untuk sebuah kurikulum pembelajaran. Keniscayaan tersebut untuk menghindari melebarnya kajian tentang manajemen yang memang multifungsi.

Jika ditelusuri lebih dalam lagi, akan semakin ketahuan betapa miskinnya bahasa Indonesia, hingga tidak bisa menjelaskan banyak istilah dengan perbendaharaan kata yang ada, tanpa meminjam istilah kata dari bahasa lain. Wallahu a'lam bi alshawab.

Allah barik lahuma

Satu lagu religius yang indah dan asyik untuk dihafal, terutama bagi anak-anak kita yang mau dituntun lancar dan faseh berbahasa Arab dan Inggris. Selain itu, isi lagu juga perlu diresapi untuk kebahagiaan sekaligus do'a bagi kita yang sedang dan telah berumah tangga. Sedemikian kagumnya penulis, hingga hampir dua jam memutar ulang lirik lagu dan menulis kata perkatanya. Wau, perfect bagi Maher Zaen yang telah menciptakan kalimat-kalimat indah penuh makna.

Sebagai kebanggaan dan kepuasan atas isi lagu, berikut penulis ketengahkan dalam blog ini. Selamat menghafal.

We’re here on this specil day
Our hearts are full of pleasure
A day that brings the two of you
Close together

We’re gethered here to celebrate
A moment you’ll always treasure
We aks Allah to make your love
Last forever

Reff:
Let’s raise our hands and make du’a
Like the prophet taught us
And with one voice... let’s all say, say, say...
بارك الله لكما وبارك عليكما وجمع بينكما في خير (مرتين)

From now you’ll share all your joys
Through hasrdships support each other
Together worshiping Allah
Seeking His pleasure

We pray that He will feed your life
With happiness and blessing
And grant your kids
Who make your home filled with laugther

Reff: ................

الله بارك لكم ولنا .... الله بارك لكم ولنا

الله بارك لهما، الله أدم حبهما، الله صل وسلم على رسول الله
الله تب علينا، الله ارض عنا، الله اهد خطانا على سنة نبينا

Reff: ………………….