Banyak orang Indaonesia yang mengira bahwa hanya kaum Muslim yang percaya kepada Allah, atau kepercayaan kepada Allah adalah khusus Islam, atau perkataan “Allah” itu sendiri khas Islam. Mereka lupa bahwa Al-Quran sendiri menegaskan, bahwa orang Makkah pun percaya kepada Allah. Bahkan Nabi Saw. diingatkan bahwa kebanyakan manusia, seperti bangsa Mesir Kuno di zaman Nabi Yusuf As. juga percaya kepada Allah, namun mereka musyrik (Q., 12: 106).
Orang Indonesia banyak yang mengira bahwa jika dalam Kitab Suci disebut suatu bangsa percaya pada Allah, maka umat atau bangsa itu benar-benar secara harfiah menggunakan perkataan “Allah” yang berasal dari kata-kata Arab. Banyak orang Indonesia juga tidak tahu bahwa di kalangan bangsa Arab terdapat kelompok-kelompok bukan Islam dari dahulu sampai sekarang, seperti Yahudi dan Kristen. Sebagai orang-orang Arab, mereka juga menggunakan perkataan “Allah” dan percaya kepada Allah.
Mengenai perkataan “Allah” ini, gejala yang sebaliknya juga terjadi di umat lain. Yaitu adanya orang-orang, terutama di Barat, yang beranggapan bahwa kaum Muslim adalah “pagan” (penyembah berhala), karena mereka menyembah “Allah”. Sebab “Allah” itu bagi banyak orang Barat bukanlah Tuhan melainkan sejenis dewa mitologis sebanding dengan dewa-dewa Rha, Indra, Zeus, Apollo, Agni, Ganesha dan lain-lain.
Kalau mereka yang tidak mengerti Islam itu mengatakan bahwa orang-orang Islam menyembah Allah, maksud mereka bukanlah mengatakan bahwa kaum Muslim menyembah Tuhan yang sebenarnya, melainkan menyembah dewa mitologis seperti halnya bangsa-bangsa kuno di Yunani, Romawi, Mesir dan lain-lain. Maka ketika orang Prancis, misalnya, mulai menerima pengertian bahwa kaum Muslim juga menyembah Tuhan dan bahwa perkataan “Allah” dalam bahasa Arab berarti Tuhan (dalam bahasa Prancis, Dieu) maka masyarakat Muslim Prancis menjadi sangat lega dan berterimakasih.
Jadi orang Eropa, khususnya Prancis, akhirnya mengakui bahwa Allah adalah Tuhan yang sebenarnya, sama dengan Tuhan yang disembah oleh kaum Kristen dan Yahudi. Ini sejalan dengan penegasan yang otentik dari Kitab Suci Al-Quran bahwa Tuhan Islam dan Tuhan Ahl al-Kitâb (Yahudi dan Kristen) adalah sama, setelah didahului dengan pesan, janganlah kaum Muslim berbantah dengan mereka melainkan dengan cara yang lebih baik, kecuali terhadap mereka yang zalim (agresif, ofensif, dan lain-lain) (Q., 29: 46).