AKIBAT JIKA JAUH DARI ULAMA
إن الحمد لله، نحمده، ونستعينه، ونستغفرُهُ، ونتُوبُ إليه، ونعُوذُ
بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا
هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمد عبدُهُ
ورسُولُهُ ، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم تسليماً كثيراً.
رب اشرح لي صدري ويسر لي أمري واحلل عقدة من لساني يفقهو قولي
أما بعد: فاتقوا الله عباد الله حق التقوى وراقبوه في السر والنجوى.
أما بعد: فاتقوا الله عباد الله حق التقوى وراقبوه في السر والنجوى.
قال عز من قائل:
﴿وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى الله ثُمَّ تُوَفَّى
كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ﴾ {البقرة:281}
Kaum musliminal
mu'minin rahimakumullah…
Pada
kesempatan yang mulia ini, saya mengajak diri pribadi beserta seganap hadirin
untuk bersama-sama meningkatkan iman serta teqwa kita kepada Allah SWT. Hanya
dengan iman dan taqwa sematalah, hidup kita di dunia ini bisa terarah menuju
kebahagian haqiqi. Tentu yang dimaksud iman dan taqwa di sini, jika
berlandaskan ilmu sebagaimana diajarkan rasulullah SAW. Untuk itu, sembari
terus meningkatkan kualitas ketaqwaan dan keimanan, seharusnyalah kita juga
terus menambah ilmu seraya mendekatkan diri kepada para ulama yang tak lain merupakan
pewaris Nabi.
Jama'ah Jum'at yang berbahagia…
Tidak bisa dipungkiri, ilmu dan ulama memiliki
kedudukan yang sangat tinggi dalam pandangan agama. Allah berfirman:
{شهد الله أنه لا إله
إلا هو والملائكة وأولو العلم قائماً بالقسط لا إله إلا هو العزيز الحكيم}
Artinya: "Allah menyatakan bahwa
tiada Tuhan selain Dia, dan (demikian pula) para malaikat dan orang yang
berilmu yang menegakkan keadilan: tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha
Perkasa, Maha Bijaksan" (QS. Al-Imron: 18)
Imam
Qurtubi RA menjelaskan: ayat tersebut merupakan bukti keutamaan ilmu serta
kemuliaan para ulama, dimana Allah mengaitkan keagungan nama-Nya, dengan para
Malaikat, kemudian para ulama.
Kemuliaan ulama juga dapat dilihat bagaimana Allah
mengangkat kedudukan mereka dengan menyebut ulama sebagai golongan hamba-hamba
yang takut kepada Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:
﴿إِنَّمَا يَخْشَى
اللهَ مِنْ عِبَادِهِ العُلَمَاءُ﴾ {فاطر:28}
Bukan itu saja, Allah juga tegaskan: "bahwa ulama (orang yang
berilmu) tidaklah sama dengan orang-orang yang tak berilmu"
﴿ قُلْ هَلْ
يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ﴾ {الزُّمر:9}
Maka Allah pun
mengaangkat derajat kaum mu'minin dan derajat para ulama.
﴿ يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ ﴾
[المجادلة: 11]
Kaitannya juga dengan kemulian derajat dan
keutamaan ulama, rasulullah menggambarkan:
من سلك طريقاً
يلتمس فيه علماً سَهَّل الله له طريقاً إلى الجنة
(siapa-siapa yang bepergian dengan niat
menuntut ilmu, maka niscaya Allah memudahkan perjalanannya menuju Surga…)
وإن الملائكة لتضع أجنحتها
لطالب العلم رضاً بما يصنع
(..dan sesungguhnya para Malaikat akan
meletakkan kedua sayapnya sebagai wujud hormat atas apa yang dilakukan oleh pencari
ilmu..)
وإن العالم ليستغفر
له مَنْ في السموات ومن في الأرض حتى الحيتانُ في الماء...
(..dan semua yang ada
di langit dan di bumi akan memintakan pengampunan bagi orang yang alim,
termasuk juga ikan paus di dalam air…)
وفضل العالم على
العابد كفضل القمر على سائر الكواكب
(.. dan keutamaan
orang yang alim atas yang tidak alim bagaikan keutamaan rembulan atas semua
bintang-bintang di angkasa..)
وإن العلماء ورثةُ
الأنبياء
(..dan sesungguhnya
ulama adalah pewaris para nabi…)
وإن الأنبياء لم
يورِّثوا ديناراً ولا درهماً وإنما ورّثوا العلم فمن أخذه أخذ بحظٍ وافر"
رواه أبو داود والترمذي
(... sesungguhnya
para nabi tidaklah mewarisi harta, baik Dinar atau Dirham, namun mereka
mewarisi ilmu. Maka barang siapa mengambil warisan tersebut (yang kemudian
menjadi alim), maka sungguh dia telah beruntung) HR: Abu Daud dan Turmudzi…
Dalam hadis lain, yang diriwayatkan oleh
Abi Umamah RA, Rasul juga bersabda:
" فَضْلُ
الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ
وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى
الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ" رواه الترمذي
وصححه الألباني في صحيح الترمذي
(Keutamaan seorang
yang alim atas mereka yang tidak alim bagaikan keutamaanku atas orang-orang
setelah kalian. Rasulullah lantas menjelaskan: sesungguhnya Allah, dan para
Malaikat, juga penduduk langit dan bumi, bahkan semut-semut di lubang, serta
ikan paus di air, semuanya bersolawat untuk orang yang mengajarkan kebaikan
kepada manusia) HR: Turmudzi, dibenarkan oleh Imam Albani di Kitab Sohih
Turmudzi.
Kaum muslimin yag
berbahagia…
Tak perlu kiranya –dalam kesempatan yang
sangat singkat ini- diketengahkan lebih banyak lagi paparan dan gambaran
seputar kemuliaan ulama bagi kita. Hal yang lantas perlu difaham adalah bahwa kita
diperintah untuk ta'at dan mematuhi nasehat para ulama. Allah berfirman:
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا
اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأَمْرِ مِنكُمْ ﴾ [النساء: 59]
Artinya: "Wahai kaum beriman, ta'atilah (perintah) Allah,
patuhilah Rasul, serta patuhi mereka yang pantas memberikan perintah/arahan".
Kalimat "ulil amri", menurut
para mufassir bermakna: pemerintah. Ada juga mufassir yang menerangkan bahwa
maksudnya adalah para ulama yang telah diakui kepakaran ilmu dan amalan
agamanya.
Selnjutnya, Rasul juga banyak menasehati kita untuk
seantiasa dekat dengan para ulama.
عن أبي أمامة قال : قال رسول الله - صلى الله
عليه وسلم : " إن لقمان قال لابنه : يا بني ، عليك بمجالسة العلماء، واسمع
كلام الحكماء، فإن الله يحيي القلب الميت بنور الحكمة كما يحيي الأرض الميتة بوابل
المطر
"
(Diriwayatkan dari
Abi Umamah, Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Luqman berkata kepada
putranya: Hendaklah kamu berkumpul dengan para ulama’ dan
mendengarkan perkataan hukama’, karena sesungguhnya Allah menghidupkan hati
yang mati dengan cahaya hikmah sebagaimana Dia menghidupkan bumi yang tandus
dengan air hujan)
Dalam hadis lain
disebutkan:
جالس
العلماء وصاحب الحكماء وخالط الكبراء
(Hendaklah kamu berkumpul dengan para ulama, bersahabat dengan
para hukama’ dan dekat dengan para kubara)
Untuk diketahui, ada tiga kelompok ulama,
pertama: ulama itu sendiri, yaitu orang yang ‘alim (berpengetahuan luas)
tentang hukum-hukum Allah. Mereka berkewajiban memberikan petunjuk (nasihat) ke jalan yang di
ridlai Allah. Kedua, Hukama’ adalah orang-orang yang diyakini memiliki
kelebihan mengenal Dzat Allah SWT. Dekat dengan para Hukama' dapat membuat
watak menjadi terdidik, karena dari hati mereka bersinar cahaya makrifat, dan
dari jiwa mereka terpantul sinar keagungan Ilahi. Ketiga, Kubara’, yaitu
orang-orang yang dianugerahi makrifat terhadap hukum-hukum Allah dan terhadap
Dzat Allah.
Hadirin Jama'ah sekalian Rahimakumullah…
Tentu,
tujuan utama mendekatkan diri kepada ulama karena kapasitas mereka sebagai
pewaris nabi. Maka dekat dengan ulama bisa bermakna dekat dengan Rasulullah.
Dan muara akhir dekat kepada rasulullah itu merupakan upaya kita seorang hamba
mendekatkan diri kepada kepada Allah SWT. Inilah tujuan utama perintah dekat
dengan ulama. Maka sangat keliru jika tujuan dekat dengan ulama hanya
berorientasi untuk kepentingan semu, di waktu-waktu tertentu saja.
Allah SWT berfirman:
وَاصْبِرْ
نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ
يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ
هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
“Dan
bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi
dan senja hari dengan mengharap keridhaan Allah; dan janganlah kedua matamu berpaling
dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan jangan pula kamu
mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, yang
hanya menuruti hawa nafsunya semata, dan
keadaannya itu melewati batas.” (Al-Kahfi: 28)
Sebagai penutup,
kita berharap semoga saat kita bukan
termasuk zaman seperti digambarkan oleh rasulullah; dimana para ulama dan
fuqaha' sudah ditinggalkan oleh umat beiau. Dan sebagai dampaknya, Allah mencabut
keberkahan dari hasil hasil usaha umat tersebut; kemudian menjadikan orang yang
dalim sebagai penguasa mereka; dan mereka mati tanpa membawa iman.
Naudzubillahi min dzalik… Inilah yang harus kita waspadai. Hadis dimaksud
adalah:
سيأتي زمان على أمتي يفرّون من العلماء
والفقهاء فيبتليهم الله بثلاث بليّات أولاها يرفع الله البركة من كسبهم والثانية
يسلّط الله تعالى صلطانا ظالما والثالثة يخرجون من الدنيا بغير إيمان
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم و
نفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو البر
الرؤوف الرحيم. وقل رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين.
OLEH: ZULFAN SYAHANSYAH