13.6.18

KHUTBAH IDUL FITRI 2018


MEROMADANKAN SEBELAS BULAN LAINNYA

Oleh: Zulfan Syahansyah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله كثيرا، والله أكبر كبيرا، وسبحان الله بكرة وأصيلا، لا إله إلا الله يفعل ما يشاء ويحكم ما يريد لا إله إلا الله الولي الحميد.
الله أكبر ما صام صائم وأفطر، الله أكبر كلما لاح صباح عيد وأسفر.
الله أكبر ما هلل المسلم وكبّر.
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر ولله الحمد.
الحمد لله الذي سهّل لعباده طرقَ العبادة ويسّر، له الحمد على نعمه التي لا تُعَدُّ ولا تُحصى، وله الفضل على إحسانه، وحقٌّ له أن يُشْكَرَ، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله؛ أفضل من صلى وصام وتهجد، وأجودُ من أنفق وتصدّق، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم.
 أما بعد: فيا عباد الله، أوصيكم وإياي نفسي بتقوى الله، واصبروا وصابروا ورابطوا لعلكم تفلحون. واعلموا أن يومكم هذا يوم شريف، فضّله جل وعلا وشرّفه، وجعله عيداً سعيداً لأهل طاعته؛ حيث يفرح به المؤمنون لأن الله وفقهم لإكمال الصيام، وأعانهم على العبادة والقيام وتلاوة القرآن في شهر رمضان، قال عز وجل: ﴿ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴾ (البقرة: 185)
ويا أيها الناس: اتقوا الله في السر والعلن، واجتنبوا الفواحش ما ظهر منها وما بطن، واعلموا أن اليوم عمل ولا حسابَ، وغدا حساب ولا عملَ: ﴿ فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ * وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ ﴾ [الزلزلة: 7، 8].

Hadirin wal hadirat, jama’ah solat Id Fitri rahimakumullah….
Di pagi hari yang mulia ini, dalam suasana nan khidmat  penuh barkah, saya berseru mengajak diri sendiri juga segenap hadirin untuk memperbanyak syukur ke hadirat Allah SWT, seraya terus meningkatkan kualitas ketaqwaan: bermujahadah untuk selalu melaksanakan perintah, dan menjahui semua larangan-Nya.

Pada kesempatan ini juga, kita berseru mengagungkan asma Allah dengan takbir, tahmid, tahlil dan bertasbih; sebagi ungkapan rasa syukur dan suka cita; menenggelamkan diri dalam suasana kemenangan, setelah sebulan lamanya kita laksanakan ibadah puasa; sebagai manifestasi keimanan dan ketaqwaan; sembari bermunajat penuh harapan dan doa; semoga kita termasuk hamba-hamba yang dikaruniai kefitrahan baik dahir serta batin. Amin ya rabbal alamin.

Kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah...
Perasaan suka-cita dan duka bercampur di hari yang mulia ini. Bersuka cita, karena hari ini adalah hari kemenagan bagi umat Islam. Setelah sebulan lamannya menjalankan ibadah puasa Ramadan, dan berlatih mengendalikan hawa nafsu. Kita juga wajar jika ada rasa sedih di hari ini, dimana setelah sebulan lamanya menemani, kini tiba saatnya Ramadan meninggalkan kita. Kemulian, limpahan rahmat dan barokah bulan ini telah pergi meninggalkan kita semua. Butuh waktu setahun lamanya untuk bisa ketemu Ramadan lagi. Adakah taqdir kita; usia panjang, hingga kita dapat bersua kembali dengan Ramadan?! Atau mungkin Ramadan kemarin adalah Ramadan terakhir bagi kita?! Tiada satu pun yang tahu ketentuan ajal manusia, selain Allah SWT.

Bersedih karena berpisah dengan Ramadan, dan tidak pernah tahu apakah bisa bertemu lagi tahun depan, itu wajar. Itu menunjukkan betapa bahagianya diri dengan kedatangan bulan Ramadan. Untuk kebahagiaan ini saja, Allah haramkan jasad kita tersentuh api neraka. Subhanallah.

Jama’ah Sholat Idul Fitri Rahimakumullah...
Jadi, boleh lah kita bersedih sepeninggalan bulan Ramadan. Namun kita harus selalu optimis, jangan larut dalam duka. Tidak usah bersedih meski tiada kepastian apakah tahun depan bisa bertemu bulan nan mulia ini atau tidak. Ingatlah, Ramadan memang bulan mulia, namun Tuhan kita, Allah azza wajalla adalah Tuhan Yang Maha Mulia. Dialah yang memuliakan Ramadan.

Ramadan memang bulan penuh rahmat, akan tetapi rahmat Allah melampaui segalanya. Limpahan rahmat dan magfirah di bulan Ramadan, tidak lain merupakan setetes lautan rahmat dan magfirah Allah SWT bagi kita semuanya. Kasih sayang-Nya tidak berbatas bulan lagi tempat. Kapan dan  dimana pun, rahmat Allah senantiasa tercurah bagi kita semua.

Rasulullah memang menjelaskan bahwa sedemikian agungnya ganjaran puasa, hingga Allah langsung yang membalasnya. (wa ana ajzii bihi). Namun sebenarnya, bukan hanya ibadah puasa saja yang diberikan ganjaran langsung oleh Allah. Karena ternyata, sikap kita menjadi seorang yang pemaaf, juga diberikan ganjaran serupa; yakni Allah langsung yang membalasnya. Sebagaimana firman-Nya:
{فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى الله}
Maka barang siapa yang bisa memaafkan, dan melakukan perbaikan, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah SWT” (QS. Asy-Syura: 40).
Memaafkan kesalahan orang lain atas kita memang bukan hal mudah. Apalagi jika kesalahan itu sangat meluakai hati dan perassan. Ini adalah sesuatu yang sulit, dan pasti berat. Tapi di balik beratnya beban memaafkan kesalahan orang lain, terdapat jaminan ganjaran yang langsung diberikan oleh Allah azza wajalla.

Memaafkan kesalahan orang lain, pada hakekatnya adalah upaya melepaskan beban diri dari derita hati karena dendam. Maka tatkala kita mudah memaafkan kesalahan orang lain, ketika itu juga kita telah melepaskan beban tersebut. Inilah salah satu keuntungan menjadi seorang pemaaf dalam kehidupan di dunia ini. Tentu, selain juga apresiasi dan penghormatan dari sesama. Seorang pemaaf akan lebih mudah bergaul dan diterima oleh kalangan luas dibandingkan mereka yang berjiwa pendendam.

Selain keuntungan hidup di dunia ini, ganjaran sebagai pemaaf tentunya sangat menolong seseorang di kehidupan kelak. Dalam hal ini, Rasulullah bersabda:
{إذا وقف العباد للحساب، نادى مناد: من كان أجره على الله فليقم فليدخل الجنة. ثم ينادي الثانية: من ذاالذي أجره على الله؟ قال: العافين عن الناس، ثم نادى الثالثة: من كان أجره على الله فليدخل الجنة، فقام كذا وكذا يدخلونها بغير حساب} (رواه البيهقي)
Tatkala seluruh hamba mengantre untuk menjalankan penghisapan, ada seruan: ‘Barang siapa yang ganjarannya ada dalam tanggungan Allah, silahkan berdiri dan segeralah masuk ke surga’. Kemudian terdengar juga suara lainnya: ‘Siapakan orang yang ganjarannya ditanggung oleh Allah?’ Lalu dijawab: ‘Yakni mereka yang mudah memaafkan orang lain’. Lalu seruan ketiga bersuara: ‘Barang siapa yang ganjarannya ditanggung oleh Allah, silahkan masuk surga. Lantas berdirilah orang yang amalannya begini, dan begitu. (termasuk juga yang ibadah puasanya karena Allah SWT), mereka semuanya dipersilahkan masuk ke dalam surga tanpa dihisab” (HR. Imam Baihaqi)

Hadirin wal Hadirat yang dimuliakan Allah...
Itulah derajat dan kemuliaan bagi orang-orang yang mudah memaafkan kesalahan orang lain pada dirinya. Mereka adalah pribadi-pribadi mulia yang mendapatkan kedudukan khusus di sisi Allah azzawajalla. Mereka mampu mengendalikan hawa nafsu; mendahulukan kepentingan dan kebaikan bersama di atas gejolak nafsu mereka sendiri. Mereka terlatih mengendalikan emosi diri. Satu pelajaran inti dalam ibadah puasa Romadan. Dan dengan kenyataan ini, hakekatnya mereka telah menjadikan sebelas bulan lainnya sebagai bulan-bulan Ramadan. Maka, tiadalah bulan bagi mereka ini, kecuali semuanya adalah bulan Ramadan. Subhanallah...

Jama’ah sekalian yang berbahagia...
Keterangan di atas adalah fadilah bagi para pemaaf. Lantas bagaimana dengan orang-orang yang –baik disengaja atau tidak– telah berbuat salah atau mendolimi orang lain?!

Ketahuilah, kesalahan kita kepada orang lain dapat berakibat buruk bagi diri kita sendiri. Keburukan itu bisa langsung terasa di dunia ini, lebih-lebih ketika di akhirat kelak. Na’udzubillah min dzalika.. 

Selain kerugian saat di dunia, para pendolim juga akan merasakan kesialan yang teramat sangat, bahkan bisa tergolong orang-orang yang bangkrut di akhirat nanti.

Dalam hal ini Rasulullah bersabda:
عن أبي هريرة رضي الله عنه: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:{أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا: الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لا دِرْهَمَ لَهُ وَلا مَتَاعَ، فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ}
Dari Sahabat Abi Hurairah ra, Rasulullah bersabda: ‘Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?’ Sahabat menjawab: ‘Orang yang bangkrut di antara kita adalah dia yang tiada memiliki uang serta harta’. Rasulullah menegaskan: ‘Orang yang bangkrut di antara umatku adalah dia yang ketika hari qiamat membawa banyak ganjaran solat, ganjaran puasa, serta ganjaran zakat. Namun ternyata dia juga membawa dosa karena mencaci sesama, makan harta orang lain, menumpahkan darah, dan mendolimi orang lain. Maka pahala orang tersebut diberikan kepada semua orang yang pernah didoliminya. Dan jika pahala orang tersebut habis sebelum diterimakan kepada semua orang yang didoliminya, orang itu akan ditimpakan dosa orang-orang tersebut. Dan dengan dosa-dosa tersebut, dia akan dijerumuskan ke dalam api neraka

Kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah...
Dalam hadis lainnya Rasulullah juga bersabda:
 
عن أَبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه: عن النَّبِيِّ ﷺ قَالَ:{مَنْ كَانتْ عِنْدَه مَظْلمَةٌ لأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ مِنْ شَيْءٍ فَلْيتَحَلَّلْه ِمِنْه الْيَوْمَ قَبْلَ أَلَّا يكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ، إنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمتِهِ، وإنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سيِّئَاتِ صاحِبِهِ، فَحُمِلَ عَلَيْهِ} (رواه البخاري)
Barang siapa yang pernah mendolimi saudaranya, baik yang berkaitan dengan harta, juga kehormatannya, maka mintalah kehalalan dari saudaranya tersebut, sebelum datang hari dimana tiada berguna lagi Dinar juga Dirham (hari qiyamat). Karena jika tidak, maka akan diambil darinya pahala kebaikan orang tersbut sebagai bayarannya. Jika pahalanya tidak mencukupi, maka dosa-dosa saudara yang didolimi itu akan ditimpakan kepada orang tersebut” (HR. Imam Bukhari)

Hadirin wal hadirat sekalian..
Untuk itulah, agar tidak termasuk orang-orang yang merugi dan bangkrut di kehidupan kelak, mari kita jadikan nuasa lebaran ini saling meminta dan memberi maaf; minta kehalalan atas semua kedoliman yang pernah kita lakukan, baik disengaja atau tidak. Serta, saling memaafkan setulus hati atas kesalahan orang lain kepada kita. Hanya dengan cara inilah kita bisa meraih kemulian sebagai pemaaf, dan terhindar dari kebangkrutan di kehidupan kelak. Amin...

Akhirnya, pada kesempatan ini, saya pribadi mengucapkan "Selamat Idul Fitri" kepada segenap jama'ah, dan dengan kerendahan hati memohon maaf lahir batin atas segala kekhilafan dan kesalahan, baik yang disengaja ataupun tidak disengaja. 

عيدٌ سعيد، أعاد الله عليكم وإياي نفسي بالسعادة والخير والرفاهية وكل عام وأنتم بخير
جعلنا الله وإياكم من العائدين والفائزين المقبولين، وبارك لنا فى القرآن العظيم. ونفعنا بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، إنه هو البر الرؤوف الرحيم،
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم: "قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى، وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى"
وقل رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين. 

      25 رمضان 1438 هــ