URUSAN DATANG TAK TERDUGA
Dalam sepekan ini, penulis disibukkan dengan beberapa urusan yang bahkan tak pernah terbersit untuk melakukannya. Mulai dari hal-hal sepele, sampai perkara yang menyangkut masadepan perorangan serta kelompok. Disebut urusan perorangan, karena hal tersebut menyangkut kehidupan perorangan; jelasnya sebuah pasangan. Iya, tentang ini penulis telah menjodohkan dua sejoli. Peristiwa perjodohan pertama terjadi di Jakarta. Pada tanggal 7 Pebruari lalu, penulis diminta menjadi wakil dari mempelai pria yang kebetulan masih saudara misan penulis.
Sengaja pada acara sakral tersebut penulis menggunakan pakaian sedikit santai: baju hem lengan pendek dan bercelana jens. Sementara kebanyakan hadirin yang ada waktu itu menggunakan kemeja resmi berlengan panjang. Bahkan tak sedikit yang memakai sarung. Banyak juga waktu itu tokoh masyarakat sekitar yang hadir. Anehnya, saat memasuki acara penutup, yakni do'a, tokoh-tokoh agama yang ada justru memaksa penulis untuk memimpin do'a bersama. Setelah dipaksa beberapakali, penulispun tak berdaya menolak.
Perjodohan kedua, antara seorang alim ahli hadis dari Mesir. Namanya, Ahmad Darwis. Ia datang ke Indonesia menemani seorang syekh muqaddam (pimpinan) tariqah Tijaniyah, Ahmad bin Muhammad al-Hafid al-Tijani al-Misri. Keduanya sama-sama bertujuan menghadiri acara Idul Khatmi al-Tijaniyah yang diselenggarakan di Madura Jawa Timur.
Kisah perjodohan kedua ini cukup unik. Ia terjadi sangat spontan, bahkan tanpa persiapan apa-apa. Ini juga yang dirasa wali dari mempelai wanita: Bapak Masrurun. Ya, apa boleh buat. Setelah penulis utarakan niat Darwis untuk mempersunting putri pertamanya, Masrurun langsung mengiyakan maksud tersebut. Pendek kisah, jadilah acara akad nikah pada hari itu juga.Ternyata benar, jodoh adalah rahasia ilahi yang kedatangannya tak pernah bisa disangka-sangka.
Dalam pekan yang sama juga, penulis banyak kedatangan tamu; para Caleg DPR RI dari berbagai partai yang sengaja datang bersua ke rumah. Entahlah, apa motif kedatangan mereka bertamu pada penulis. Sebagaian mereka juga ada yang secara terang-terangan minta dukungan penulis untuk menjadi "corong" pengeras suara kepada masyarakat. Namun, dengan tetap menjaga etika santun, kepada seluruh caleg, penulis hanya bisa mendo'akan agar semuanya bisa meraih kesuksesan dalam segala hal yang positif, untuk bangsa, negara dan agama. Amin.....