Memberi ucapan "Selamat Natal" kepada umat Kristiani masih
menjadi perdebatan di kalangan umat Islam sampai saat ini. Ada ulama ada yang
membolehkan, ada juga yang melarang. Ada yang berpendapat kalau itu hanya upaya
kerukunan umat beragama dan tidak ada kaitannya dengan aqidah seorang muslim
yang mengucapkannya untuk teman atau kerabatnya yang nasrani. Namun ada juga
sebaliknya: itu bisa menjurus pada kemusrikan, dan karenanya harus dihindari
oleh setiap orang Islam.
Macam-macam
alasan yang melarang mengucapankan "Selamat Natal". Mulai dari
anggapan kalau itu sama artinya dengan menyetujui perayaan Hari Besar kaum
Nasrani ini, hingga kekhawatiran terjerumus pada kesyirikan karena sepakat atas
ketuhanan Isa putra Maryam. Sementara kalangan yang membolehkan, alasan juga
dipakai juga macam-macam. Mulai dari pengamalan nilai toleransi, hingga
merelatifkan kata-kata pengucapan tersebut. Kata kelompok ini: apa sih salahnya
cuma sekedar mengucapkan!
Buntutnya,
antara kelompok yang pro dan kontra pun saling mementahkan argumen lawan. Menurut
yang kontra: jangan salah, dengan kalimat talak, hubungan suami istri bisa
putus; dengan kalimat syahadat, non muslim bisa masuk Islam. Maka dengan
kata-kata "Selamat Natal", bisa saja umat Islam terjerumus dalam kemusrikan.
Menanggapi itu, kelompok yang pro bersuara: tidak ada satu pun nas yang
melarang pengucapannya. Dan tentunya banyak lagi alasan masing-masing yang
tidak mungkin penulis ketengahkan dalam catatan ini.
Waba'du, catatan ini berupaya menemukan titik tengah antara dua
kelompok yang berseberangan; setuju alasan yang melarang, sekaligus mengamini hujjah
yang membolehkan. Dengan posisi ini, penulis menerima alasan mereka yang
kontra, dan pastinya bangga dengan argumen yang pro; sebagai bentuk pengamalan
nilai toleransi dalam Islam, khususnya dalam pengucapan "Selamat
Natal".
Dari judulnya,
catatan ini mungkin terkesan masuk kelompok yang pro pengucapan "Selamat
Natal". Anda yang perpendapat sebaliknya, ada baiknya untuk sabar sejenak,
da jangan segera menyimpulkan demikian sebelum menyelesaikan bacaan anda.
Karena alasan yang penulis kemukakan, pada hakekatnya berpihak dan sesuai
dengan argumen mayoritas kelompok yang melarang pengucapan tersebut. Berikut
alasan yang penulis pakai untuk menganjurkan pengucapan "Selamat
Natal" bagi umat Islam kepada kaum Nasrani:
Pertama, konsep ketuhanan dalam Islam sangat jelas termaktub
di QS: Al-Ikhlas. Disana disebutkan bahwa Tuhan itu tidak beranak dan tidak
diperanakkan. Artinya, sesuatu atau siapa saja yang beranak, atau diperanakkan,
maka umat Islam harus tegas menolak sesuatu tersebut sebagai Tuhan.
Kedua, dari makna kata "natal" itu sendiri.
Secara bahasa, "natal" berarti kelahiran, dan maksud dari kata
"Selamat Natal" adalah "Selamat atas kelahiran Isa". Dari
sini jelas, ketika kita mengucapkan "selamat Natal" itu artinya kita
meyakini bahwa Isa putra Maryam itu dilahirkan. Tentang benarkah Issa
dilahirkan pada tanggal 25 desember, itu lain urusan. Yang jelas, orang yang
dilahirkan itu pasti bukan Tuhan. Bukankah konsep ketuhanan dalam surah Ikhlas
sudah menegaskan hal ini. Dengan logika ini, penulis justru menyayangkan
pelarangan pengucapan "Selamat Natal" oleh umat Islam. Pelarangan ini
bisa menimbulkan perspektif bahwa Isa itu memang benar-benar Tuhan yang tidak
dilahirkan. Maka, bagi kita yg meyakini kebenaran surah Ikhlas, sepatutnya
justru memperbanyak pengucapan "Selamat Natal" kepada umat Kristiani,
dengan maksud meyakinkan bahwa Isa itu dilahirkan, dan ini mementahkan konsep
ketuhanan Isa.
Dan yang ketiga,
alasan penulis menyebarkan anjuran pengucapan "Selamat Natal", adalah
agar alasan ini juga dibaca oleh kaum Nasrani dan ujung-ujungnya mereka sendiri
akan menolak pengucapan "Selamat Natal" dari umat Islam, atau mereka
pun bisa menerima secara logis bahwa memang Isa itu tidak lain hanyalah manusia
yang diberikan wahyu oleh Tuhan untuk menjadi Rasul bagi kaumnya. Dan Isa Putra
Maryam jelas bukan Tuhan, kan??! Maka, dengan mengucapkan "Selamat
Natal", itu artinya kita menegaskan bahwa Isa itu juga manusia karena juga
dilahirkan. Inilaha yang penulis maksud dengan judul" "Selamat Natal:
Menafikan Ketuhanan Isa".
Wallahu
a'lam bissawab...
-ZUS-