الحمد لله الذي فضل أوقات
رمضان على غيره من الأزمان وأنزل فيه القرآن هدى وبينات من الهدى والفرقان ، أحمده
سبحانه وأشكره، أشهد أن لا أله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن نبينا محمدا
عبده ورسوله الذي كان يخص رمضان بما لم يخص به غيره من صلاة وتلاوة وصدقة وبر
وإحسان
اللهم صل عليه وعلى آله
وأصحابه الطاهرين الذين آثروا رضا الله على شهوات نفوسهم فخرجوا من الدنيا مأجورين
وعلى سعيهم مشكورين وسلم تسليماً كثيراً إلى يوم الدين .
أما بعد : فيا عباد الله أوصيكم
ونفسي بتقوى الله، فهي جماع الخير كله فاجعلوا بينكم وبين عذاب الله وقاية بفعل
الأوامر وترك النواهي
Kaum muslimin sekalian,
rahimakumullah.
Pertama dan yang paling utama, saya mengajak
diri pribadi dan segenap hadirin untuk bersama-sama kita tingkatkan kualitas
taqwa kita kepada Allah SWT. Hanya dengan itulah, hidup ini akan semakin
bernilai baik di dunia, terlebih di akhirat kelak. Tanpa ketaqwaan, apapun yang
kita miliki, juga apapun yang kita upayakan, tidak akan pernah ada nilainya.
Hanya kerugian dan kerugian semata yang kita alami. Naudzu billah min
dzalika…
Jama’ah shalat Jum’at yang berbahagia…
Sesuai
akidah, kita semua adalah umat Nabi Muhammad SAW., sekaligus menjadi umat
penutup, alias umat terakhir. Sebagai umat terakhir, selayaknya kita bisa
membaca perbedaan antara kita dengan umat-umat terdahulu. Tentunya, lain kita,
lain pula umat terdahulu. Ada klasifikasi yang membedakan antara satu umat dengan lainnya.
Bisa jadi
ada banyak ciri khas yang membedakan. Dibutuhkan penelitian sejarah untuk
membuktikannya. Toh demikian, jika sejenak direnungkan, setidaknya ada
tiga ciri khas umat Muhammad yang membedakan sekaligus menjadi keunggulan
tersendiri jika dibandingkan dengan umat lainnya.
Ketiga ciri khas tersebut adalah:
diwahyukannya al-Qur’an sebagai kitab suci, dipilihnya sosok Muhammad sebagai
rasul-Nya, dan relatif dipersingkatnya usia. Tentang kitab suci Al-Qur’an, kita patut
bangga, karena penjagaannya langsung dilakukan oleh Allah SWT. Dijelaskan:
إنا
أنزلناه الذكرى وإنا له لحافظون (الأية)
“Kami telah menurunkan al-Qur’an sebagai pengingat, dan kami
juga lah yang menjaga kemurnian isinya”. Pada
titik ini, kita bisa melihat bagaimana kitab-kitab Allah sebelum al-Qur’an
telah diselewengkan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab. Pastinya, masih
terlalu banyak keistimewaan al-Qur’an sebagai kitab suci bagi umat Muhammad
yang bisa dibanggakan.
Hal
selanjutnya yang perlu dibanggakan sebagai umat nabi Muhamad adalah realita
pribadi Rasulullah sendiri. Sebuah hadis qudsi menjelskan:
لولاك لولاك يا محمد، ما خلقت هذه
الكائنات
“Jika bukan karena engkau, hai Muhammad, niscaya tidaklah aku
ciptakan dunia beserta isinya ini”.
Kaum
muslimin yang berbahagia...
Kiranya
tidk perlulah saya berapologis dengan banyak komentar
seputar dua keutamaan umat nabi Muhammad tadi; tentang keutamaan al-Qur’an dan
keistimewaan sosok Nabi Muhammad. Hal tersebut sangat bergantung pada kualitas
keimanan kita. Meski secara defakto telah terbukti, namun tetap saja akan
menyisakan prasangka subjektif di kalangan mereka yang tidak seiman.
Waba’du,
tersisa satu ciri khas yang bisa kita cermati menjadi sebuah kajian yang
logis-rasional; yakni relatif dipersingkatnya usia. Jika dibandingkan dengan
usia umat-umat terdahulu, usia manusia yang hidup saat ini memang relatif
singkat. Kata Rasul: usia umatku berkisar antara 60 sampai 70 tahun saja. Angka
tersebut sangat singkat kalau melihat usia orang-orang dahulu yang konon mencapai
ratusan tahun.
Usia
nabi bisa menjadi presentasi bagi usia umatnya. Nabi Muhammad sendiri usianya
sekitar 63 tahun saja Maka usia umat beliau tidak jauh dari itu. Sangat jarang
yang melebihi usia 70 tahun. Jika ada, julukan yang pas adalah lanjut usia.
Tidak demikian dengan usia umat-umat terdahulu. Ini bisa dilihat dari usia para
nabi mereka.
Nabi
Adam usianya sampai 930 th; nabi Nuh, lebih lama lagi, sampai 1000 th. Nabi
Ibrahim, usianya sampai 195 th; nabi Sulaiman, 180 th; nabi Zakaria mendekati
usia 300 th. Begitu seterusnya. Maka, bisa dipastikan bahwa usia umat-umatt
terdahulu menyamai usia nabi mereka.
Pertanyaannya,
dimana letak keutamaan umat nabi Muhammad yang berusia relatif singkat? Satu
contoh analogis: jika dua hamba Allah yang selama hidupnya selaluu beribadah
dan berbuat kebajikan, yang satu berusia 50 tahun, dan lainnya berusia 100
tahun, maka bisa dipastikan: orang yang berusia sampai 100 tahun mempunyai
peluang lebih banyak mendapatkan ganjaran dibanding mereka yang hanya hidup
cuma sampai 50 th??!!! Dimana letak keutamaan berusia relatif singkat bagi kita
umat nabi Muhammad?
Disinilah
lagi-lagi Allah memanjakan kita umat Muhammad. Bagi kita disiapkan satu nilai
kuadrat dalam kebajikan, yakni barokah. (ziyadatu al-khair fi syai’:
bertambahnya nilai kebaikan dalam urusan). Ada dua macam barokah: barakatun
mahalliyah dan barakatun zamaniyyah. Banyak tempat-tempat yang penuh
barakah bagii kita. Saah satunya, seperti sabda nabi adalah masjid-masjid mulia
dalam Islam. Ada masjid Haram di Makkah, masjid Nabawi di Madinah dan masjid
Aqsha di Palestina.
Dari
Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa
beliau bersabda:
صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ
“Shalat di masjidku ini lebih baik daripada 1000 shalat di tempat lain, kecuali di Masjid Al-Haram.” (HR. Muslim no. 1394). Menurut riwayat, shalat di masjidil Haram bisa berlipat 100.000 kali. Bayangkan, bagi kita yang bisa pergi ke Tanah Suci, dan shalat selama sebulan –umpamanya- di masjidil Haram, secara matematis, perbandingannya akan sama dengan ganjaran umat lainnya dengan jangka waktu bertahun-tahun. Demikian contoh kalkulasi yang nampak dari barakah mahaliyyah bagi umat Muhammad.
صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ
“Shalat di masjidku ini lebih baik daripada 1000 shalat di tempat lain, kecuali di Masjid Al-Haram.” (HR. Muslim no. 1394). Menurut riwayat, shalat di masjidil Haram bisa berlipat 100.000 kali. Bayangkan, bagi kita yang bisa pergi ke Tanah Suci, dan shalat selama sebulan –umpamanya- di masjidil Haram, secara matematis, perbandingannya akan sama dengan ganjaran umat lainnya dengan jangka waktu bertahun-tahun. Demikian contoh kalkulasi yang nampak dari barakah mahaliyyah bagi umat Muhammad.
Bagi
kita yang belum ditaqdirkan bisa datang ke tanah Haram, baik karena faktor
biaya atau karena alasan lain, jangan khawatir, ada barakah lain yang
disediakan bagi kita umat nabi Muhammad, yakni barakah zamaniyyah:
barakah waktu. Banyak sekali waktu-waktu yang penuh barakah bagi umat Islam.
Namun di antara sekian banyak waktu yang ada, ada satu waktu yang nilai
kebarokahannya melimpah, dan terhitung paling lama. Bayangkan, sebulan penuh.
Waktu tersebut adalah bulan suci Ramadan.
Hadirin jama’ah shalat Jum’at
rahimakumullah
Jika
barakah tempat seperti shalat di masjid al-Haram sudah terbilang kelipatan
ganjarannya, maka dalam Ramadan ini justru tidak terungkap secara eksplisit.
Dan lagi-lagi Allah sendiri yang akan memberikan ganjarannya. Dalam hadis qudsi
dijelaskan:
كل عمل ابن آدم له إلا الصوم فإنه لي
وأنا أجزي به
“semua amal ibadah manusia pada hakekatnya untuk mereka,
kecuali puasa. Maka sesungguhnya puasa itu untuk-Ku (kata Allah), dan Aku-lah
yang akan memberikan ganjarannya”. Dari sini bisa difaham, sedemikian
besarnya ganjaran ibadah puasa, hingga hitungan matematis tidak cukup mewakili
sebagai perlambang besarnya ganjaran ibadah puasa.
Sedemikian
berlimpahnya barakah Ramadan, hingga penalaran logis manusia tidak mampu
melukiskannya. Alias tidak masuk akal. Indikasi ini tergambar dalam sebuah
hadis:
خلو
فم الصائم أطيب من ريح المسك
“bau mulutnya orang yang berpuasa, bagi Allah justru lebih
harum dibandingkan wewangian parfum yang paling harum sekalipun”. Bagaimana
kita bisa menganalogis antara bau mulut dengan parfum? Lebih-lebih bau mulut
orang yang berpuasa. Maka, jelaslah betapa besar barakah serta ganjaran yang
disediakan bagi kita dalam bulan Ramadan. Sedemikian besarnya, sampai-sampai
andaikan kita mengetahuinya, maka seluruh bulan dalam setahun kita harapkan
menjadi bulan Ramadan semuanya. Seperti sabda Rasul:
لو
عرف الناس ما في رمصان لتمنوا أن تكون السنة كلها رمضان
“Andai saja manusia
mengetahui keutamaan-keutamaan dalam bulan Ramadan, maka niscaya mereka akan
mengharap agar sepanjang tahun menjadi Ramadan.”
Kaum muslimin
sekalian...
Kiranya
tidak akan cukup waktu jika saat ini kita membicarakan seputar fadilah dan
barokah bulan Ramadan. Satu hal yang perlu kita fahami: Ramadan adalah anugrah.
Maka selayaknya kita melihatnya sebagai kesempatan untuk berlomba-lomba
melakukan amal ibadah dan kebajikan, dengan penuh keimanan dan hanya mengharap
ridla Allah SWT.
Intinya,
meski kita sebagai umat Nabi Muhammad berusia relatif singkat, namun peluang
memperbanyak ganjaran kebajikan tetap terbuka untuk menyaingi umat-umat lain
yang berusia jauh lebih panjang. Peluang itu salah satunya berada di bulan
Ramaadan yang beberapa hari lagi menjelang.
من صام رمضان إيمانا واحتسابا
غفر له ما تقدم من ذنبه
“Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan karena keimanan
dan mengharap ridla Allah, maka niscaya segala dosa-dosanya yang terdahulu
diampuni oleh Allah SWT. Wallahu a’lam bi al-shawab...
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
يا أيها الذين آمنوا كتب عليكم
الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
بارك
الله لي ولكم في القرآن العظيم و نفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم
وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو البر الرؤوف الرحيم. وقل رب اغفر وارحم وأنت خير
الراحمين.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar