Sesuai catatan sejarah, umat Islam pernah mengalami masa keemasan dan masa kemunduran. Masa keemasan, yang oleh para ahli sejarah disebut periode klasik Islam terjadi antara tahun 650-1250 M. Pada periode ini, umat Islam bisa disebut apa yang saat ini diistilahkan dengan super power. Umat Islam menguasai sebagian besar negara-negara di tiga benua: Asia, Afrika, dan Eropa. Wilayah kekuaasaannya terbentang mulai dari Spanyol di sebelah Barat, dan India di sebelah Timur.
Pada periode ini juga, Islam melahirkan para ahli di berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Tercatat sederet nama-nama yang sampai saat ini diabadikan bukan saja oleh kalangan umat Islam, tapi diakui oleh para ilmuan Barat. Ada Imam Malik, Abu Hanifah, Syafi’i, Ibn Hambal, Al-Asy’ari, Maturidi, Washil bin Atha’, Zunnun Al-Mishri, Abu Yazid al-Busthami, al-Kindi, al-Farabi, Ibn Maskawaih, dan Ibn Sina. Selain pakar dalam bidang pemikiran (rasio), tokoh-tokoh tersebut juga dikenal kuat di bidang rasa, sehingga tidak diragukan bahwa mereka juga tergolong orang yang memiliki ketinggian akhlak.
Pada periode itu, Islam sebagai agama dan ajaran dipandang sangat menghargai potensi akal manusia. Ijtihad dan penalaran menjadi aspek penting yang perlu terus dikembangkan, karena ideal ajaran Islam memang sangat mendorong penggunaan daya pikir (Harun Nasution: 1990). Intinya, saat itu Islam menjadi agama yang sangat produktif, dinamis. Bukan agama yang belakangan terasumsi sebagaii agama yang fatalistis dan statis.
Akan tetapi, setelah masa itu Islam mengalami masa kemunduran. Hal ini diakibatkan karena perpecahan dan kejumudan umat Islam sendiri. Selain daerah-daerah yang tadinya berada di bawah kekuasaan umat Islam menjadi jajahan Barat, pada masa ini tidak ditemukan lagi tokoh-tokoh ilmu pengetahuan seperti masa sebelumnya. Walaupun pada awal abad XIX Masehi umat Islam mulai bangkit kembali, tetapi sampai kini mereka masih banyak didominasi Barat (Abd al-Rahman:1982).
Kemunduran umat Islam tersebut menyadarkan para tokoh muslim untuk berpendapat mengenai faktor utama apa saja yang menyebabkan kemunduran umat Islam masa lalu. Masing-masing ahli tampaknya mempunyai kesimpulan yang beragam sesuai dengan keahliannya. Para teolog misalnya, berpendapat bahwa kemunduran umat Islam disebabkan kerena teologi yang dianutnya bukan lagi teologi yang membawa dinamika.
Ahli fiqh juga punya pendapatnya sendiri. Mereka berpendapat bahwa faktor penyebab kemunduran mereka adalah hukum-hukum furu’iyah yang dijalankan tidak lagi menjiwai semangat Islam yang rahmatan lilalamin. Perdebatan sempit seputar fiqhiyah cukup menyita waktu umatt Islam hingga mengaburkan tugas esensi sebagai keniscayaan khaira ummatin.
Para ahli pendidikan muslim juga mempunyai pendapat sendiri seputar faktor kemunduran umat Islam. Bagi mereka, penyebab kemunduran umat Islam disebabkan adanya pendidikan yang salah. Pendidikan yang diselenggarakan tidak lagi menghasilkan anak didik yang dinamis dan tanggap terhadap kemajuan zaman. Pada abad ke-13 dunia Islam tersebar pendapat bahwa pintu-pintu ijtihad telah tertutup. Karenanya, pendidikan yang terjadi ketika itu bukan lagi melahirkan manusia yang dinamis melainkan fatalistis dan statis Tarikat dengan pengaruh negatifnya telah melanda dunia Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar