16.8.10

WANITA CINTA TRADISI BUDAK BELIA

Berbeda dengan kaum lelaki, kaum wanita masih belum mampu menghapus trdisi budak wanita atau budak belia. Bahkan, tradisi itu kini berubah 360 derajat: cendrung menjadi penilaian strata sosial kaum Hawa saat ini. Semakin besar dan tebal emas yang dipakai, semakin nampak parlente lah ia. Demikian sebaliknya.

Anda para wanita, boleh saja mengercitkan dahi saat membaca judul catatan ini. Jika tidak setuju, silahkan. Itu sah-sah saja. Saya sekedar ingin mengungkap realita, melukiskan kisah adat-tredisi hamba sahaya perempuan tempo dulu. Kisah ini berawal sejak beberapa ribu tahun silam. Tepatnya pada masa Abraham, atau umat Islam menyebutnya Nabi Ibrahim as; ada juga yang mengatakannya sebagai Brahmana. Wallahu a'lam. Yang pasti, saat itu dunia masih"kental" membedakan strata sosial: antara komunitas merdeka dan hamba sahaya, alias budak.

Alkisah, suatu ketika Nabi Ibrahim bersama istrinya Sarah pergi dari Babilonia menuju Mesir. Singkat cerita, kabar kedatangan Nabi ayah Ismail itu terdengar raja. Apalagi, penguasa kerajaan tempat sungai Nil mengalir itu juga tahu kalau wanita yang menemani Ibrahim as, kesohor elok rupa. Tertariklah sang raja dan berniat menjadikannya sebagai satu dari sekian puluh selirnya. Waktu itu, raja adalah 'tuhan' yang harus mendapatkan apa saja yang diingini. Termasuk memperistri wanita yang sudah bersuami. "haram" hukumnya menolak perintah atau keinginan raja. Siapapun orang itu.

Sebagai seorang Nabi yang dikenal cerdik-berakal, Ibrahim lantas mencari cara agar Sarah tidak jadi diperistri sang raja. Terbersit dalam benaknya: raja tidak mungkin memperistri budak atau bekas budak. Maka terpaksa Ibrahim melobangi kuping Sarah. Waktu itu, tradisi melukai kuping atau hidung adalah indikasi pembeda antara wanita merdeka dan budak. Wanita budak harus dilobangi kuping atau hidungnya. Cara itulah yang dipakai Ibrahim mengelabui sang raja.

Setelah nampak seperti budak, Sarah diajak menghadap raja. Mengetahui ada lobang di kupingnya, raja lantas membatalkan niatnya memperistri Sarah. Setelah peristiwa itu, tinggalah rasa iba Ibrahim terhadap istrinya yang sudah terlanjur dipandang masyarakat sekitar sebagai hamba sahaya, atau budak belian. Ibrahim lantas memutar akal, berfikir mengembalikan muru'ah (harga diri) Sarah yang terlanjur dipandang hina.

Beberapa saat kemudian, Ibarahim kembali menunjukkan kecerdikannya. Ia isi lubang di kuping istrinya dengan hiasan besi mulia atau mas untuk menutupi kulit kuping yang sebelumnya telah dilobangi. Kita namai benda yang menutup kuping wanita dengan anting. Sejak saat itu, masyarakat memakaikan anting untukpara hamba sahayanya. Toh demikian, masyarakat tetap bisa membedakan antarawanita merdeka, budak dan budak wanita yang sudah dimerdekakan. Tandanya itutadi, nampak ada anting di kupingnya. Jadi, hakekat seorang wanita yang memakaianting di kupingnya adalah wanita yang.....

Beda halnya dengan wanita budak, lelaki budak ditandai dengan diplontosnya rambut. Pria budak tidak boleh ada rambutnya. Mereka yang malu karena tak berambut, biasanya menggunaan topi penutup kepala. Namun, untuk menunjukkan rasa hormat kepada kelomok masyarakat merdeka, para budak laki-laki wajib membuka topinya dan menundukkan kepala untuk memperlihatkan kegundulannya.

Saat ini, baik di Barat atau di daerah Timur, tradisi menghormati seseorang dengan membuka topi sudah sangat jarang sekali. Sepenuhnya kaum pria menyadari bahwa tradisi itu tidak perlu dipakai lagi. Bukankah tidak ada lagi perbedaan kelompok masyarakat antara yang merdeka dan budak?! Jadi, tidak ada lagitradisi budak pria yang membuka topi untuk menghormati seseorang.

Berbrda dengan kaum lelaki, kaum wanita masih belum mampu menghapus trdisi budak wanita atau budak belia. Bahkan, tradisi itu kini berubah 360 derajat: cendrung menjadi penilaian strata sosial kaum Hawa saat ini. Semakin besar dan tebal emas yang dipakai, semakin nampak parlente lah ia. Demikian sebaliknya. Kenapa bisa begitu? Asal tahu saja, inilah sebabnya, kenapa wanita Barat saat ini enggan memakai anting. Tidak seperti wanita Timur, termasuk Indonesia. Apakah ini ada kaitannya dengan insting kejiwaan seorang wanita? Silahkan anda jawab sendiri...!

Tidak ada komentar: