Dengan kecanggihan tekhnologi informasi, dalam sehari saja, berita langit itu menyebar dan dimaklumi oleh umat manusia. Berita bisa dibaca di koran-koran harian, majalah, Tabloid, TV, juga melalui Fb dengan versi tercanggihnya.
Saat itu, nampak jelas kekompakan umat manusia seantero bumi menanggapi kabar tersebut. Meski kenyataannya anak cucu Adam ini selalu berbeda-beda pada banyak aspek kehidupan. Berbeda bahasa, ras, budaya, politik, kecendrungan, termasuk juga pandangn; namun untuk menanggapi pemberitaan tersebut, semuanya bisa kompak bersatu atas nama ‘Persatuan Manusia’. Saat itulah, untuk pertama kalinya manusia mampu menyamakan "missi", bisa se-iya dan se-kata, sejak pertama penciptaannya, beribu-ribu tahun lalu.
Bagi anda yang tidak yakin akan hidup sampai tahun 2025, dengan senang hati akan saya sertakan kabar tersebut dalam catatan berikut ini. Perhatikanlah dan renungkan..!
***
Dilaporkan, Tuhan sedang bingung memikirkan bagaimana caranya agar tidak diganggu manusia yang selalu banyak permintaan dan tuntutan. Di tengah kebingungan itu, Tuhan memanggil empat malaikat terbaiknya dan bertanya bagaimana caranya agar tidak ditemukan oleh manusia.
Malaikat pertama berkata: ''Tuhanku, kenapa Engkau tidak pergi saja ke sebuah gunung yang tinggi di mana orang-orang belum tahu bahkan tidak berani ke sana, di sana Engkau bisa santai dan tidak diganggu oleh umat manusia. Misalnya gunung Himalaya atau Jaya Wijaya, Tuhanku.''
Tuhan Pun menjawab: ''Itu dulu! Sekarang mereka telah mampu mendaki gunung-gunung tertinggi di mana pun termasuk Himalaya. Pasti ketahuan juga kalau aku bersembunyi di puncak gunung. Manusia adalah makhluk pemberani dan nekat!.”
Lantas, malaikat kedua berkata: ''Kenapa Tuhan tidak coba pergi ke dasar laut? Pasti manusia tidak bisa masuk untuk waktu lama ke dasar lautan, bukankah meraka makhluk daratan.?!''
Tuhan menjawab: ''Kalau dulu, mungkin. Sekarang, tidak lagi. Sekarang manusia sudah sangat pintar. Mereka sudah bisa ciptakan alat selam tercanggih. Mereka pasti temukan Aku, meski ke dasar lautan paling dalam pun.''
Lantas Tuhan berjalan mondar-mandir sambil terlihat bingung, dimintalah pendapat malaikat ketiga, ''Bagaimana menurutmu hai malaikat?'' Sang malaikat menjawab, ''Ah...kenapa Tuhan tidak coba pergi ke planet antariksa, di mana manusia jelas-jelas tidak bisa sampai ke sana?''
Lagi-lagi Tuhan menjawab, ''Itu dulu, itu dulu, sekali lagi itu dulu, wahai para malaikatku. Sekarang mereka sudah sangat cerdas. Mereka ciptakan tekhnologi; ciptakan pesawat yang mampu menembus langit dan menuju planet-planet antariksa. Manusia sudah sangat canggih. Dengan akal dan ambisi mereka, Aku pasti ketahuan.''
Tuhan nampak semakin bingung. Pada saat ituah, malaikat terakhir berkata: ''Tuhanku, ada satu tempat yang tidak bisa dijamah manusia, dengan ambisi dan akal; sepintar apapun mereka. Suatu tempat yang sebenarnya dekat sekali dengan manusia; bukan di gunung, atau dasar laut, bukan di planet, bukan juga di tempat-tempat yang jauh; tapi justru tempat yang sangat dekat dengan manusia''
Tuhan pun penasaran dan berkata: ''Di mana tempat itu, wahai malaikatku?'' Lantas dijawab: ''Di hati manusia sendiri, Tuhanku. Mereka tidak akan pernah bisa sampai kepada Engkau wahai Tuhanku, jika hanya dengan ambisi, nafsu bahkan penalaran akal. Hanya manusia yang pandai menggunakan hati sajalah yang bisa menjumpai Engkau. Kalau sudah menggunakan hati nurani, manusia tidak akan minta macam-macam'' Tuhan pun mangguk-mangguk tanda setuju usulan malaikat terahir ini.
Maka sejak saat itu, konon Tuhan bersemayam di hati setiap hamba-Nya. Tuhan lantas menjadikan setiap manusia yang bisa menyelami hati nuraninya sebagai kekasih yang selalu dimanja. Jangankan meminta atau menuntut, ada keinginan yang terbersit saja di hati kekasih Tuhan, spontan akan diijabahi. Mau jadi kekasih Tuhan?
Saat itu, nampak jelas kekompakan umat manusia seantero bumi menanggapi kabar tersebut. Meski kenyataannya anak cucu Adam ini selalu berbeda-beda pada banyak aspek kehidupan. Berbeda bahasa, ras, budaya, politik, kecendrungan, termasuk juga pandangn; namun untuk menanggapi pemberitaan tersebut, semuanya bisa kompak bersatu atas nama ‘Persatuan Manusia’. Saat itulah, untuk pertama kalinya manusia mampu menyamakan "missi", bisa se-iya dan se-kata, sejak pertama penciptaannya, beribu-ribu tahun lalu.
Bagi anda yang tidak yakin akan hidup sampai tahun 2025, dengan senang hati akan saya sertakan kabar tersebut dalam catatan berikut ini. Perhatikanlah dan renungkan..!
***
Dilaporkan, Tuhan sedang bingung memikirkan bagaimana caranya agar tidak diganggu manusia yang selalu banyak permintaan dan tuntutan. Di tengah kebingungan itu, Tuhan memanggil empat malaikat terbaiknya dan bertanya bagaimana caranya agar tidak ditemukan oleh manusia.
Malaikat pertama berkata: ''Tuhanku, kenapa Engkau tidak pergi saja ke sebuah gunung yang tinggi di mana orang-orang belum tahu bahkan tidak berani ke sana, di sana Engkau bisa santai dan tidak diganggu oleh umat manusia. Misalnya gunung Himalaya atau Jaya Wijaya, Tuhanku.''
Tuhan Pun menjawab: ''Itu dulu! Sekarang mereka telah mampu mendaki gunung-gunung tertinggi di mana pun termasuk Himalaya. Pasti ketahuan juga kalau aku bersembunyi di puncak gunung. Manusia adalah makhluk pemberani dan nekat!.”
Lantas, malaikat kedua berkata: ''Kenapa Tuhan tidak coba pergi ke dasar laut? Pasti manusia tidak bisa masuk untuk waktu lama ke dasar lautan, bukankah meraka makhluk daratan.?!''
Tuhan menjawab: ''Kalau dulu, mungkin. Sekarang, tidak lagi. Sekarang manusia sudah sangat pintar. Mereka sudah bisa ciptakan alat selam tercanggih. Mereka pasti temukan Aku, meski ke dasar lautan paling dalam pun.''
Lantas Tuhan berjalan mondar-mandir sambil terlihat bingung, dimintalah pendapat malaikat ketiga, ''Bagaimana menurutmu hai malaikat?'' Sang malaikat menjawab, ''Ah...kenapa Tuhan tidak coba pergi ke planet antariksa, di mana manusia jelas-jelas tidak bisa sampai ke sana?''
Lagi-lagi Tuhan menjawab, ''Itu dulu, itu dulu, sekali lagi itu dulu, wahai para malaikatku. Sekarang mereka sudah sangat cerdas. Mereka ciptakan tekhnologi; ciptakan pesawat yang mampu menembus langit dan menuju planet-planet antariksa. Manusia sudah sangat canggih. Dengan akal dan ambisi mereka, Aku pasti ketahuan.''
Tuhan nampak semakin bingung. Pada saat ituah, malaikat terakhir berkata: ''Tuhanku, ada satu tempat yang tidak bisa dijamah manusia, dengan ambisi dan akal; sepintar apapun mereka. Suatu tempat yang sebenarnya dekat sekali dengan manusia; bukan di gunung, atau dasar laut, bukan di planet, bukan juga di tempat-tempat yang jauh; tapi justru tempat yang sangat dekat dengan manusia''
Tuhan pun penasaran dan berkata: ''Di mana tempat itu, wahai malaikatku?'' Lantas dijawab: ''Di hati manusia sendiri, Tuhanku. Mereka tidak akan pernah bisa sampai kepada Engkau wahai Tuhanku, jika hanya dengan ambisi, nafsu bahkan penalaran akal. Hanya manusia yang pandai menggunakan hati sajalah yang bisa menjumpai Engkau. Kalau sudah menggunakan hati nurani, manusia tidak akan minta macam-macam'' Tuhan pun mangguk-mangguk tanda setuju usulan malaikat terahir ini.
Maka sejak saat itu, konon Tuhan bersemayam di hati setiap hamba-Nya. Tuhan lantas menjadikan setiap manusia yang bisa menyelami hati nuraninya sebagai kekasih yang selalu dimanja. Jangankan meminta atau menuntut, ada keinginan yang terbersit saja di hati kekasih Tuhan, spontan akan diijabahi. Mau jadi kekasih Tuhan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar